Laman

Kamis, 15 Mei 2014

Sinopsis Angel Eyes Episode 5


Di observatorium, Soo Wan terbangun dari tidur mabuknya, menemukan dirinya sendiri, dengan jaket Dong Joo yang menyelimuti tubuhnya. Lalu, dia keluar dari observatorium sambil memaki dirinya bodoh.
Dong Joo melihat kepulangan Soo Wan dari lantai dua bangunan tsb. Dengan tatapan galau, dia bertanya pada ibunya, "Jung Hwa-ssi, apa yang harus kulakukan pada wanita ini? dan apayang harus kulakukan sekarang?"


Esok paginya, sambil berpakaian Soo Wan ngomel-ngomel di depan kaca, gila, kenapa dia minum alkohol dengan Dong Joo, bagaimana Dong Joo meninggalkannya sendirian di sana, dokter macam apa Dong Joo tidak punya kemanusiaan.

Soo Wan pun makan di sebuah toko, dia makan dengan lahap. Tak lama datang Min Soo mengambil sate usus dari tangan Soo Wan. Min Soo bertanya apa yang Soo Wan lakukan jam segini dengan pakaian gini. Apa Soo Wan dipecat. Soo Wan jawab, siapa yang akan memecat damkar terbaik di kantornya. Min Soo mengejek Soo Wan pernah ditangkap 13 kali. Soo Wan balas kalau Min Soo tidak ada kerjaan yang lebih baik dari hanya menghitung rekor Soo Wan. Min Soo pun ngerap-et kalau dia sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk makan, berharap bisa makan di toko itu dalam perjalanan ke RS karena ada penyelidikan, malah ketemu Soo Wan. Soo Wan menawari Min Soo untuk makan yang banyak, polosnya Min Soo berkata kalau dia akan makan banyak. Soo Wan beranjak dari tempat duduknya, pemilik toko pun memberi tahu harga semua makan yang dimakan, betapa terkejutnya Min Soo, dan dilihatnya Soo Wan tersenyum dari luar toko sambil melambaikan tangan. Pastinya Min Soo kesal.



Di luar RS, Soo Wan melihat Dong Joo baru datang dengan sepedanya.
Di dalam RS, Kang Ji Woon berjalan dengan tiga stafnya, satu staf nya mengadu Soo Wan dilarang masuk ke UGD, karena Dong Joo merasa pasiennya direbut karena Soo Wan menelpon Ji Woon dulu. Dong Joo juga tidak mau mengurusi ambulans dari kantornya Soo Wan. Masalah selesai karena Soo Wan segera minta maaf pada Dong Joo. Staf itu juga ngadu kalau para staf di UGD senang akan hal itu, dia juga kecewa dengan sikap Dong Joo. Ji Woon malah berpendapat kalau dia jadi Dong Joo, dia akan melakukan hal yang sama. (haha gak kena ke Ji Woon tuh, kasian de lo staf)


Di ruang rawat anak-anak, Soo Wan melihat Dong Joo menggendong anak bayi, korban kecelakaan episode lalu. Dong Joo menepuk-nepuk lembut punggung bayi itu dan berbicara pada si bayi yang sedang tidur itu, kalau si bayi bermimpi bertemu dengan ibunya yang sudah meninggal, katakan pada ibunya jangan mengkhawatirkannya dan tersenyumlah, maka si ibu akan tenang.


Dong Joo melihat Soo Wan dari ruangan dan menghampirinya, berkata jika Soo Wan ingin bertemu dengan bayi itu, masuklah, karena bayi  segera dipindahkan ke panti asuhan.
Soo Wan hanya ingin mengembalikan jaket Dong Joo, Dong Joo berkata kenapa tidak ditinggalkan di depan. Soo Wan juga ingin berterima kasih dan dia tidak sopan terhadap Dong Joo, dan mengajak makan untuk menyelesaikan masalah di antara mereka. Dong Joo berkata tidak ada yang perlu diselesaikan, dan makanlah bersama pacar Soo Wan. Lalu Dong Joo pergi meninggalkan Soo Wan. (cemburu)


Soo Wan keluar dari RS, berkata sendiri, kenapa setiap kali bertemu dengan Dong Joo selalu bermasalah. Apa Dong Joo pikir Soo Wan melakukannya karena menyukai Dong Joo. Seharusnya mereka berhubungan baik demi pasien. Tapi lupakanlah, Dong Joo merupakan orang nomor 1 di-blacklist Soo Wan sekarang.

Masih di RS, Min Soo telah menyelesaikan urusannya, terlihatnya ruang UGD, sehingga teringat pesan yang disampaikan petugas polisi wanita di kantornya. Dia pun masuk sambil menelpon Dylan Park, orang yang meninggalkan kontak. Di ruangannya, Dong Joo mendapat telepon, ya pasti dari Min Soo yang menanyakan kenapa Dong Joo ingin minta kontak Detektif pensiun Kim Woo Chul. Belum sempat menjawab Dong Joo, dr. Moon memberitahu ada pasien darurat. Dong Joo mohon maaf dan nanti dia akan menelpon Min Soo, belum sempat Min Soo mengatakan siapa dirinya, Dong Joo menutup teleponnya. Di belakang Min Soo melihat dua dokter keluar terburu-buru (Dong Joo dan dr. Moon). Mereka saling membelakangi saat menelpon tadi.



Min Soo menelpon detektif pensiun Kim, tapi tidak tersambung. Min Soo mengomel.

Soo Wan dan Teddy Seo keluar dari kantor sambil mengobrol, mereka bergabung dengan senior Ki yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Senior Ki mengeluh tugas tadi pada juniornya. Petugas lain datang, memberitahu ada tamu Soo Wan. Mereka pun masuk ke kantor, ternyata Kang Ji Woon tamunya Soo Wan, membawa pizza buat makan malam semua.

 Soo Wan pun bertanya kenapa Ji Woon menaktrir petugas damkar. Senior Ki nyeletuk ini suapan dari wali yang anaknya bermasalah. Dia juga berkata kalau Ji Woon belum terlambat untuk mengubah pikiran tentang Soo Wan. Soo Wan pun menarik pizza yang di tangan seniornya dan berkata dia membawa makanan bukan untuk mendengar ucapan seniornya. Dia juga ingin menarik pizza petugas lain, tapi petugas lain berkata kalau yang menaktrir mereka itu dr.Kang. Senior Ki menarik pizzanya lagi dari tangan Soo Wan. Ji Woon tertawa. Soo Wan mengajak Ji Woon keluar.


 Mereka berdua pun keluar kantor berjalan sambil mengobrol. Ji Woon tahu Soo Wan datang ke RS tapi tidak menemuinya. Soo Wan mengatakan dia hanya ingin melihat bayi yang selamat itu. Ji Woon khawatir dengan Soo Wan setelah kejadian itu.
Ji Woon meminta Soo Wan untuk mencoba berteman baik dengan Dylan, karena mereka berdua orang yang disukai oleh Ji Woon.


Soo Wan bertanya pada Ji Woon kenapa Ji Woon menyukainya. Ji Woon pun menjawab tidak ada alasan untuk menyukai orang seperti Soo Wan. Soo Wan tanya apa ini pujian atau hinaan. Entahlah kata Ji Woon. Mereka pun saling becanda terlihat sangat indah membuat tersenyum Teddy Seo dan Senior Ki yang melihat mereka dari jauh.


Teddy ingin punya pacar seperti seniornya itu. Seniornya itu tipe idealnya. Dia bertanya pada senior Ki, wanita seperti apa yang senior Ki sukai. Senior menjawab kalau dia suka wanita yang hidupnya panjang. Senyum pun memudar di wajah Teddy.


Sedangkan Dong Joo malam itu berada di kantornya, sedang merekam dari laptop.
Besok paginya, Soo Wan tiba di panti asuhan, bermain bersama bayi di ruangan kepala panti. Kepala panti berterima kasih pada Soo Wan dan dokter karena menyelamatkan bayi itu. Tapi Soo Wan tidak bisa menyelamatkan ibu bayi. Kepala panti mengatakan pikirannya sama dengan dokter.
Ternyata Dong Joo juga di panti sedang mengobati seorang anak perempuan yang meronta-ronta kesakitan.

Soo Wan melihat Dong Joo kesulitan menenangkan anak itu. Soo Wan datang mendekat dan membawa coklat buat si anak. Anak itu senang dan mau dibalut lukanya oleh Soo Wan. Dia memuji Soo Wan dan mengatai Dong Joo. Soo Wan bertanya seharusnya Dong Joo mengucapkan terimakasih padanya. Tapi Dong Joo tidak mau karena itu memang yang harus dilakukan Soo Wan. Dong Joo memeriksa anak berikutnya, Soo Wan pun pergi dan merasa Dong Joo memandang rendah dirinya.


 Di RS, Kang Ji Woon dan ibunya mengobrol. Ibunya menanyakan kalau dia sering berteman dengan dr.Dylan. Itu karena dia sangat menyukai Dylan setelah Soo Wan, jadi ingin berteman dekat padanya. Ibu juga menyuruhnya untuk membujuk Soo Wan tidak bekerja lagi setelah mereka menikah. Tapi Soo Wan sangat susah dibujuk untuk berhenti jadi petugas penyelamat, bahkan untuk jadi perawat darurat di RS saja Soo Wan tidak mau. Akhir obrolan, dia berkata kalau ibunya lah yang terbaik baginya, dan terbaik juga bagi Soo Wan.
Soo Wan masih ada di panti duduk di ayunan. Mungkin dia menunggu Dong Joo untuk mengejeknya bahwa Dong Joo mempunyai pribadi yang buruk. Dong Joo pun membalas kalau Soo Wan tidak punya bakat lain selain mengejek orang. Soo Wan mendapat telepon dari Ji Woon (ini membuat Dong Joo terhenyak sedikit) mengajaknya makan malam dengan Dylan juga.

Ayah Soo Wan dan ibu Ji Woon mengobrol di depan ruangan bayi, mengobrol tentang bayi selamat itu. Ibu Ji Woon menanyakan berapa lama Dylan bekerja sama dengan mereka. Ibu Ji Woon khawatir ada orang yang lebih dari anaknya. Menurutnya cukup anaknya yang menjadi bintang di RS itu.


Soo Wan, Dong Joo, dan Ji Woon makan malam di rumah Ji Woon. Ji Woon yang memasak makan malam yang enak. Dia berpikir dia akan menjadi koki yang hebat daripada dokter. Dia bertanya apa dokter menjadi impian Dong Joo dulu. Dong Joo jawab bahwa dia dulu ingin menjadi damkar. Ji Woon menimpali itu sama dengan impian cinta pertama Soo Wan. Dia bertanya siapa cinta pertama Dong Joo. Dong Joo bercerita kalau mereka bertemu pada umur 18 tahun, tidak yakin apa itu berakhir atau tidak. Ji Woon menasehatinya kalau jangan menyerah untuk mencarinya. (eh di sampingmu tuh cinta pertamanya)


Di kantor damkar, Teddy menerima gaji pertamanya, Ketua Jo menyuruh mentraktir senior-seniornya. Tapi para seniornya tidak bisa, punya acara pribadi. Perasaan senang menerima gaji pertama berubah menjadi sedih. Dia ke kamarnya, memandang foto neneknya di lemarinya. Dia memberitahukan pada neneknya kalau dia menerima gaji pertama, dan membelikan celana merah untuk neneknya karena itu janjinya.


 Senior Ki baru ingin pulang, di lihatnya pintu kamar petugas terbuka sedikit. Dia mengeceknya dan terkejut melihat Teddy berbicara pada manekin yang dipakaikan celana merah untuk neneknya. Bahkan dia menari-nari dan berputar-putar dengan manekin itu. Sontak keduanya berteriak saat Teddy melihat Senior Ki melihatnya. Dia ingin menjelaskannya, tapi Senior Ki keburu geli duluan, melarang Teddy untuk mendekat.




Dong Joo melihat sedih dan kesal dengan keakraban Soo Wan dan Ji Woon sedang mencuci piring. Telepon Ji Woon berdering, dia meninggalkan Soo Wan untuk mengangkatnya. Soo Wan kesulitan menaruh piring di lemari karena terlalu tinggi. Dong Joo yang melihatnya, datang membantunya.

Dong Joo datang membantu Soo Wan meletakkan piring di lemari. Karenanya mereka berdekatan, saling menatap satu sama lain dalam jarak yang sangat dekat. Soo Wan terkejut sehingga menjatuhkan gelas yang di dekatnya. Soo Wan terluka saat memungut pecahan gelas tsb. Dong Joo khawatir, menanyakan keadaannya, tapi Ji Woon datang menggendong Soo Wan, pergi dari dapur. Ji Woon mengobati luka Soo Wan di ruangan yang tak jauh dari dapur. Dong Joo hanya bisa melihat dan menarik napas. Soo Wan tidak enak melihat Dong Joo melihatnya dan Ji Woon.


Dalam perjalanan, Teddy Seo mencoba menjelaskan bahwa dirinya tidak seperti yang dipikirkan Senior Ki, tidak ada orang setampan dia melakukan hal seperti itu. Senior Ki bertanya kenapa dia gelap-gelapan di sana. Teddy teringat neneknya karena dia menerima gaji pertama. (Seung Ri pasang muka sedih di sini). Senior Ki bertanya apa Teddy udah makan. Bunyi perut Teddy yang menjawab pertanyaannya.

Senior Ki membawa Teddy ke rumahnya. Mereka makan bersama dengan anaknya, Jin Mo. Jin Mo bertanya dari mana asal Teddy, Teddy jawab dia dari Texas, USA. Jin Mo pun bilang ibunya juga di Amerika. Tapi Teddy hendak mengatakan kalo ibu Jin Mo meninggal, senior Ki memasukkan timun ke mulut Teddy untuk menghentikannya.


Saatnya makan, tapi Jin Mo mengambil mangkuk nasi Teddy. Katanya itu punya ibunya, nanti ibu sedih jika ia kembali. Dia mengambil mangkuk pengganti buat Teddy dari plastik. Senior Ki mengisyaratkan supaya Teddy bisa mengerti. Mereka pun melanjutkan makan mereka.


Dong Joo mengambil sepedanya, hendak pulang, Ji Woon menawarkan tumpangan. Dong Joo menolaknya, dan minta maaf mengganggu kencannya. Ji Woon bertanya apa Dong Joo tidak menyukai Soo Wan. Dong Joo heran. Tapi Ji Woon hanya becanda dan lain waktu mengajak untuk minum bertiga, akan lebih baik jika bersama teman Dong Joo yang dicari. Ji Woon pun pamit. Dong Joo hanya melihat kepergian mereka, begitu juga Soo Wan melihat Dong Joo dari dalam mobil.


Di kamarnya Soo Wan teringat kejadian tadi dia bersama Dong Joo. Sedangkan Dong Joo mengingat kebersamaan Soo Wan dan Ji Woon tadi, mengingatkannya saat dia bersama Soo Wan dulu.

 Esoknya di kantor Damkar, Senior Ki menceritakan tentang ibunya Jin Mo ke Teddy. Teddy merasa sedih dan menangis. Soo Wan yang baru datang, salah sangka melihatnya, dikira Senior Ki jahat pada Teddy. Senior Ki pun minta untuk diluruskan. Teddy kasihan dengan Jin Mo, dia akan membantu sebisa mungkin.
(Lebay akting sedih Seung-ri disini)


Para staf UGD heran melihat Dong Joo bekerja kurang semangat hari ini. Mereka pun datang ke ruangan Dong Joo, menyuruhnya untuk pulang cepat dan istirahat.
Ji Woon pun bersiap-siap untuk pergi ke bioskop dengan Soo Wan. Tiba-tiba, dr. Sung datang memberitahukan ada pasien VIP, anak mentri, memerlukan operasi oleh Ji Woon. Karena Ji Woon dokter yang baik, dia mendahulukan pasien, membatalkan janjinya dengan Soo Wan.


Ternyata Dong Joo pergi ke bioskop juga. Tapi dia kehabisan tiket untuk film yang ingin dia tonton. Soo Wan memiliki 2 tiket untuk film yang sama. Dong Joo teringat saat dia masih bekerja di bioskop, mencuri dengar film itu. Mereka pun nonton bersama, masing-masing teringat kenangan lama nonton film yang sama. Saat itu Soo Wan masih tunanetra, sehingga Dong Joo yang menceritakan film itu.
Sedangkan Ji Woon sedang berusaha agar operasinya berhasil.


Mereka keluar dari theater, tiba-tiba hp Dong Joo berdering dengan nada dering lagu kenangan mereka dulu. Dong Joo panik saat mencari hpnya. Soo Wan penasaran dan menanyakan lagu itu kesukaan Dong Joo dan sejak kapan, malah Dong Joo mengelaknya. Mereka turun dengan lift, lift terlalu penuh mendorong Dong Joo dan Soo Wan ke sudut lift. Posisi ini membuat Soo Wan bisa mendengar detak jantung Dong Joo, membuatnya merasa deJavu. Dia teringat kenangan-kenangan bersama Dong Joo saat dulu.


Rangkaian kenangan itu muncul hingga pintu lift terbuka. Soo Wan ingin memastikannya, meraba muka Dong Joo. Tapi Dong Joo menahan tangan Soo Wan. Soo Wan merasa malu dan pergi duluan.


Menteri mengucapkan terimakasih langsung kepada Ji Woon. Dia juga memuji Ji Woon yang hebat, dan ingin menjodohkannya dengan anaknya. Tapi Ji Woon berkata calon ayah mertua di sini. Menteri merasa iri dengan direktur Yoon. Telepon Yoon berbunyi, nomor yang tidak dikenal, tapi dia tahu itu dari dr. Choi Ji Sang.


Soo Wan minum dengan Min Soo. Soo Wan bicara tentang orang yang mirip hingga suaranya. Min Soo pun berpikir bagaimana suara juga bisa mirip. Soo Wan pun bicara lagi, membuat temanya tahu kalau dia teringat Dong Joo, menyebutnya penyakit Park Dong Joo.


Dong Joo di ruangannya mendengarkan recordernya. Teringat kejadian di lift, membuatnya galau.
Sama galaunya dengan Dong Joo, Soo Wan berbaring di tempat tidurnya mengingat kemiripan Dong Joo dengan Dylan.



Soo Wan bangkit dari tidurnya, untuk memastikan sekali lagi. Dia menemui Dylan di RS. Mereka bertemu di parkiran sepeda, kebetulan Dylan hendak pulang. Soo Wan menanyakan apa mereka pernah bertemu di masa lalu. Dylan tidak menjawab hanya akan pergi, tapi Soo Wan menahannya. Lalu, Soo Wan memintanya memanggilnya "Soo Wan-a, Yoon Soo Wan". Soo Wan menunggu dengan mata terpenjam. Dong Joo hanya memanggilnya dalam hati.


Dylan menarik Soo Wan ke lorong yang kosong, mengunci Soo Wan di dinding. Dylan berkata kalau Soo Wan itu tertarik padanya, jika tidak ada masalah dengan Kang Ji Woon, dia akan memikirkannya. Soo Wan melepaskan diri dan berkata Dong Joo nya bukan pria seperti itu, dia sudah salah mengira.



Soo Wan berjalan ke rumahnya yang lama. Dia melihat dirinya dulu datang menanyakan surat untuknya pada pemilik baru rumahnya. Mereka saling berhadapan dan meyakinnya semuanya hanya sebuah kenangan yang ada di ingatannya.


Min Soo dipanggil detektif pensiunan itu. Min Soo menanyakan Dylan Park dan kasus tabrak lari Yoo Jung Hwa. Tapi detektif itu tidak kenal dan tidak ingat dengan kasus itu. Min Soo memberinya uang untuk menyambungkan teleponnya lagi agar mudah dihubungi, detektif itu pun berkata kalau dia ingat Yoo Jung Hwa nama pemilik restoran bubur, tapi dia tetap tidak tahu Dylan.


Soo Wan tetap bekerja memenuhi panggilan darurat, meskipun dia sakit. Panggilan darurat datang dari sekolah Dong Joo dulu. Pasiennya guru Dong Joo dulu yang telah menjadi wakil kepala sekolah. Badannya sakit semua, jadi dia minta bawa dia langsung ke rumah sakit.


Tiba di UGD, Dong Joo melihat Soo Wan yang pucat. Dia jadi khawatir pada Soo Wan, tapi staf nya memanggilnya untuk merawat gurunya. Dia datang ke tempat gurunya tapi masih khawatir pada keadaan Soo Wan yang bersandar di dinding UGD.


Dong Joo memeriksa gurunya, dan ternyata si guru mengenal dokter itu murid kesayangannya dulu, dan memanggil Dong Joo. Tentunya Soo Wan melihat ke Dong Joo, begitu pun Dong Joo. Karena merasa bersalah, Dong Joo menghingari pandangan Soo Wan.



Pikiran penulis:

Akhirnya siap juga satu episode full. Bagiku lumayan sulit membuat sinopsis drama, karena aku tidak terbiasa menulis. Sehingga tulisanku sangat mendetail.
Dan ini episode perdana yang dipos sampai full. Yang lain setengah-tengah dan masih dalam draf.
Aku gak tahu apa bisa lanjut atau tidak.
Bagi pengunjung yang membaca ini mohon maaf kalo tidak lengkap.
*Aku terlihat pesimis ya..
Tapi aku berusaha untuk menyelesaikan ini dan semua tugasku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar